Tugas
Softskill : Penalaran Deduktif
Nama : ALLAN ERLANGGA
Kelas : 4EB17
NPM : 20209293
Mata Kuliah : Softskill Bahasa Indonesia 2
PENALARAN DEDUKTIF
Deduksi yang berasal dari kata de
dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan
yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit
terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari
pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah suatu
penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah
diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan
teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan
kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep
dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di
lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori
merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
M MENARIK SIMPULAN SECARA LANGSUNG
Simpulan atau (konklusi) secara
langsung ditarik dari satu premis. sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua
premis disebut simpulan tak langsung.
Contoh:
Penarikan
secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh
kalimat :
Semua
ikan bernafas melalui insang. ( premis )
Semua
yang bernafas melalui insang adalah ikan. (simpulan)
M MENARIK SIMPULAN SECARA TIDAK
LANGSUNG
Penalaran deduksi yang berupa
penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai
data.premis yang pertama bersifat umum dan yang kedua bersifat khusus.
Penarikan ini ditarik dari dua
premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan yang kedua
adalah yang bersifat khusus. Contoh : Silogisme Kategorial. Silogisme
kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi, yaitu :
-
Premis umum : premis mayor ( My )
-
Premis khusus : premis minor ( Mn )
-
Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )
Contoh
silogisme kategorial :
-
My : Semua mahasiswa Universitas Gunadarma memiliki KTM.
-
Mn : Aini Fatimah adalah mahasiswa Universitas Gunadarma.
-
K : Aini Fatimah memiliki KTM.
Premis
umum/mayor(PU) dan premis khusus/minor(PK).
PU
: Semua A=B
PK
: Semua C=A
S
: Semua C=B
Contoh
PU
: Semua makhluk hidup memiliki mata
PK
: si Polan adalah makhluk hidup
S : maka si Polan mempunyai mata
M Beberapa jenis penalaran deduksi
adalah sebagai berikut :
1.Silogisme
Silogisme
adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi
(pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi
yang merupakan proposisi ketiga.
A.Silogisme
Kategorial
Argumen
deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya
tiga) proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term
yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.
Tiap
term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, misalnya :
(1) Semua buruh adalah manusia pekerja
(2)
Semua tukang batu adalah buruh
(3) Jadi, semua tukang batu adalah manusia
pekerja.
B.
Silogisme Hipotetis
Silogisme
hipotetis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif
yang mengandung hipotese.
Premis
mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotetis.
Rumus
proposisi mayor dari silogisme:
Jika
P, maka Q
Contoh:
Premis
Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis
Minor: Hujan tidak turun
Konklusi:
Sebab itu panen akan gagal.
Atau
Premis
Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis
Minor: Hujan turun
Konklusi:
Sebab itu panen tidak gagal.
Pada
contoh premis mayor mengandung dua pernyataan kategorial, yaitu hujan tidak
turun dan panen akan gagal. Bagian pertama disebut antiseden, sedangkan bagian
kedua disebut akibat.
Terdapat
asumsi : kebenaran antiseden akan
mempengaruhi kebenaran akibat.
C.Silogisme
Alternatif
Silogisme
alternatif atau silogisme disjungtif :
–
Proporsi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang
mengandung kemungkinan atau pilihan.
–
Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah
satu alternatifnya.
–
Konklusi tergantung dari premis minornya.
Contoh:
Premis
Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis
Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi:
Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
Atau
Premis
Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis
Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi:
Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
2.Entinem
Adalah
penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya
dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Entinem
berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja
enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’. Silogisme muncul hanya
dengan dua proposisi.
SUMBER :